Bahaya Pengangguran
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Waktu, itulah harta paling berharga bagi setiap mukmin. Modal hidup
yang paling penting bagi setiap mukmin. Bagi mereka yang sadar, tidak
ada istilah sia-sia tanpa makna. Karena mereka memahami, semua harus
dipertanggung jawabkan di hadapan Sang Pencipta.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ : عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ…
Kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser di hari kiamat, hingga
dia ditanya tentang 4 hal: diantaranya, tentang usianya, untuk apa dia
habiskan. (HR. Ad-Darimi 537 dan dishahihkan Husain Salim Asad).
Sementara itu, setiap manusia pasti beraktivitas. Karena jiwa tidak
akan pernah berhenti bergerak. Ada yang bermanfaat dan ada yang tidak
bermanfaat.
يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَى رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَاقِيهِ
Wahai manusia, sesungguhnya kalian benar-benar capek menuju Allah sampai kalian ketemu dengan-Nya (QS. al-Insyiqaq: 6)
Yang dimaksud ‘capek menuju Allah’ adalah capek menuju kematian. Karena setiap manusia yang mati pasti ketemu Allah.
Allah menyebut kita semua capek, karena kita semua beraktivitas. Kita
semua bekerja. Tidak ada istilah manusia berhenti. Sementara kesibukan
hanya ada 2, bermanfaat dan tidak mendatangkan manfaat. Bagi mukmin yang
sadar bahwa waktu akan dipertanggung jawabkan, mereka akan menilai,
semua yang tidak bermanfaat adalah berbahaya baginya.
Karena itulah, ketika manusia tidak sibuk dengan hal yang bermanfaat,
bisa dipastikan, dia akan sibuk dengan hal yang membahayakan.
Ibnul Qoyim mengatakan,
من أعظم الأشياء ضرراً على العبد بطالته وفراغه، فإن النفس لا تقعد فارغة، بل إن لم يشغلها بما ينفعها شغلته بما يضره ولا بد
Bahaya terbesar yang dialami seorang hamba, adalah adanya waktu
nganggur dan waktu luang. Karena jiwa tidak akan pernah diam. Ketika dia
tidak disibukkan dengan yang manfaat, pasti dia akan sibuk dengan hal
yang membahayakannya. (Thariq al-Hijratain, hlm. 413)
Para Sahabat Membenci Pengangguran
Menganggur dan waktu luang bisa menjadi potensi berbahaya bagi
manusia. Membuka peluang setan untuk mengajaknya kepada aktivitas yang
membahayakan. Karenanya, para sahabat membenci orang yang menganggur.
Diriwayatkan bahwa Umar bin Khatab Radhiyallahu ‘anhu pernah mengatakan,
إني لأرى الرجل فيعجبني، فأقول: له حرفة؟ فإن قالوا: لا؛ سقط من عيني
“Sungguh kadang aku melihat seorang lelaki yang membuatku terkagum.
Lalu aku tanyakan, ‘Apa pekerjaannya?’ Jika mereka menjawab,
‘Pengangguran.’ Orang itu langsung jatuh wibawanya di hadapanku.”
(Kanzul Ummal, no. 9858)
Demikian pula yang disampaikan sahabat Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu. Beliau mengatakan,
إني لأمقت أن أرى الرجل فارغا لا في عمل دنيا ولا آخرة
Sungguh aku marah kepada orang yang nganggur. Tidak melakukan amal
dunia maupu amal akhirat. (HR. Thabrani dalam Mu’jam al-Kabir, 8539).
Seorang ulama mengatakan,
من أمضى يوما من عمره في غير حق قضاه، أو فرض أداه، أو مجد أثله، أو حمد حصله، أو خير أسسه أو علم اقتبسه، فقد عق يومه وظلم نفسه
Apabila berlalu satu hari dalam usia seseorang, sementara tidak dia
gunakan untuk menunaikan hak, atau melaksanakan kewajiban, atau
melakukan amal terpuji, atau mengawali kebaikan atau belajar ilmu,
berarti dia telah durhaka terhadap hari itu dan mendzlimi dirinya.
Allahu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar